Foto: Said iqbal Presiden Partai Buruh, Said Iqbal.
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk menggelar aksi unjuk rasa selama sepekan penuh mulai dari tanggal 24 sampai 31 Oktober 2024 selain hari Sabtu dan Minggu.
“Unjuk rasa akan digelar semua serikat buruh tanggal 24-31 Oktober 2024 selama 7 hari,” kata Iqbal dalam konferensi persnya melalui zoom meeting, Jumat (18/10).
Selain digelar di kawasan Istana Jakarta, aksi demonstrasi tersebut akan diselenggarakan juga di seluruh wilayah Indonesia, yakni di 38 provinsi dan 350 kabupaten kota.
“Aksi ini tiap daerah ada serempak, tapi ada yang bergelombang. Tanggal 24 Oktober akan unjuk rasa di Jakarta di depan Istana,” ujarnya.
Dalam aksi unjuk rasa selama 7 hari kedl depan, massa aksi akan membawa dua tuntutan. Antara lain mendesak pemerintah untuk menaikkan upah minimum sampai 10 persen.
“Naikkan upah minimun 8%-10%, tidak menggunakan aturan pemerintah PP Nomor 51 tahun 2023, karena Partai Buruh dan semua serikat telah mengajukan di MK dan judisial review,” terang Iqbal.
Di sisi lain, ia juga mengultimatum Menteri Ketenagakerjaan baik saat ini maupun yang nanti akan dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto untuk tidak mengambil langkah apa pun sebelum penrtapan baru diteken.
“Meminta Kemenaker tidak mengambil keputusan apapun sebelum penetapan yang baru,” sambungnya.
Yang kedua adalah desakan kepada pemerintah untuk segera mencabut UU Cipta Kerja khususnya memberikan perlindungan kepada para petani.
“Cabut omnibuslaw UU Cipta Kerja dan perlindungan petani yang akan diputuskan MK. Kami minta segera di cabut selama uji materiil oleh MK,” sebut Iqbal.
Alasan mengapa aksi dilakukan tanggal 24 Oktober, sebab ia mendengar kabar jika Kementerian Ketenagakerjaan hendak menetapkan upah minimum.
“Saya mendengar Menteri Ketenagakerjaan akan menentukan upah minimun di bawah inflasi, jadi kita kawal yang selama ini merugikan buruh,” tegasnya.
“Sebelum tanggal 24 kita tidak akan ada aksi karena ada pelantikan presiden,” sambung Iqbal.
Mogok Kerja Nasional
Selain menyampaikan rencana aksi unjuk rasa pada akhir Oktober ini, Said Iqbal juga akan melakukan aksi mogok kerja nasional dia gelombang. Yakni pada tanggal 11-12 November dan 25-26 November 2024.
“Akan diselenggarakan mogok nasional oleh 6 serikat pekerja besar dan federasi buruh,” ujar Iqbal.
Ia juga mengklaim akan ada 5 juta buruh di seluruh Indonesia terlibat dalam aksi mogok nasional tersebut. Mereka akan berasal dari 15 ribu pabrik yang ada di seluruh Indonesia.
“Mogok nasional ini istilah yang kami sepakati berdasarkan UU Nomor 9 tahun 1998, yang mengkoordinir mogok nasional bukan partai buruh, tapi serikat buruh. Kami juga akan mengajak buruh transportasi seperti ojek online dan Transjakarta,” sambungnya.
Dalam konteks rencana aksi mogok nasional tersebut, Iqbal menekankan hal itu akan dilakukan oleh serikat dan Federasi maupun konfederasi, bukan dikoordinir oleh Partai Buruh.
“Partai buruh hanya memberikan dukungan politik bukan mengkoordinir mogok kerja, tapi mendukung perjuangan mereka dari politik,” pungkasnya.