Rapor 10 Tahun Jokowi Berhasil, LSI Denny JA : Banyak Perubahan Positif


Foto:

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menggelar penelitian menilai 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hasilnya, Pemerintahan Jokowi selama 10 tahun meraih tiga rapor biru, satu merah, dan tiga netral.

Biru untuk performa bagus, merah untuk performa buruk, dan netral untuk performa biasa. Pemerintahan Jokowi pun dinilai berhasil.

“Dari data rapor ini sebenarnya bisa kita nilai bahwa Pemerintahan Jokowi berhasil,” kata Peneliti Senior Ardian Konferensi pers LSI Denny JA terkait keberhasilan Pemerintahan Jokowi di Jakarta Timur, Selasa (24/9/2024).

Tiga rapor biru yang diterima Jokowi yakni dari Produk Domestik Bruto (PDB) versi World Bank dan PDB Perkapita, indeks kebebasan ekonomi, dan indeks kemajuan sosial.

Pada 2014 awal Jokowi menjabat sebagai Presiden, PDB hanya sekitar Rp 891 miliar dengan ranking 18. Sementara PDB Perkapita 3.477 dolar AS dengan rangking 144.

Selanjutnya, pada 2023, PDB naik menjadi Rp 1,4 triliun dengan rangking 16 dan PDB Perkapita menjadi 4.941 dolar AS dengan rangking 114. Terdapat kenaikan PDB sekitar 509 miliar sejak 2014 hingga 2023.

Lalu skor indeks kebebasan ekonomi hanya 58,5 dengan ranking 10 dari sekitar 160 negara di tahun 2014. Kini Indonesia menempati ranking 53 dengan skor 63,5.

Kemudian, skor indeks kemajuan sosial sekitar 61,65 dengan ranking 92 pada 2014 dan kini mencapai skor 67,22 dengan ranking 80.

Satu-satunya rapor merah yang diterima Jokowi selama 10 tahun pemerintahannya yakni indeks demokrasi. Indeks ini mengukur kualitas demokrasi dalam lima dimensi yakni proses Pemilu, kebebasan sipil, pemerintahan, partisipasi politik dan budaya politik.

Pada 2014, skor indeks demokrasi berada di angka 6,95 dengan ranking 40. Sayangnya pada 2024 turun menjadi 6,53 dengan rangking 56.

Sementara tiga rapor netral yang diterima Jokowi berasal dari indeks persepsi korupsi, kebebasan pers, dan kebahagiaan.

Indonesia mendapat skor 34 dengan rangking 107 indeks persepsi korupsi pada 2014 lalu. Skor ini tak mengalami perubahan hingga sembilan tahun berselang. Kini indeks persepsi korupsi naik menjadi 115.

Lalu skor indeks kebebasan pers mencapai 61,85 dengan rangking 132 pada 2014. Skor mengalami penurunan di angka 51,15 dengan rangking 111.

Sedangkan skor indeks kebahagiaan berada di angka 5,348 dengan ranking 76 pada 2013. Skor ini naik menjadi 5,568 dengan rangking 80 pada 2024.

Meski ada tantangan, seperti penurunan dalam indeks demokrasi, Kata Ardian, secara keseluruhan, Indonesia berada di jalur yang tepat dalam banyak aspek pembangunan. Jokowi berhasil menancapkan pondasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di masa depan.

“Tetapi tentu akan jauh lebih baik, jika kemajuan ekonomi, dan kemajuan sosial, berjalan seiring dengan kemajuan demokrasi,” pungkasnya.